Sabtu, 10 November 2012

Surat Penjual Buah dan Penjual Sayur

Penjual buah yang patah hati pada penjual sayur mengirimkan surat,isinya :

Wajahmu memang manggis,watakmu juga melonkolis,tapi hatiku nanas karena sirsak nafasku. . . . Hatiku anggur lebur. . . . Ini delima dalam hidupku,memang ini juga salakku,jaran apel di malam Minggu, ya Tuhan. . . .mohon belimbing-Mu. . . . Kalau memang perpisangan ini yang terbaik untukku,semangka kau bahagia dengan pria lain. . . . Sawo-nara. . . .
dari : Durianto

Tak lama kemudian si penjual sayur pun membalasnya. . . .

Membalas kentang suratmu itu. . . .brokoli-brokoli sudah aku bilang,jangan tiap dateng rambutmu selalu kucai. . . .jagungmu gak pernah dicukur. Disuruh dateng malam Minggu,ehh nongolnya dari labu. . . .ditambah kondisi keuanganmu makin hari makin pare. . . .kalau mau nelepon aku aja mesti ke wortel. . . .terus terong aja cintkau padamu sudah lama tomat. . . .jangan kangkung aku lagi,aku mau hidup seledri.
salam : Sawitri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar